BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.Untuk Memenuhi tugas kelompok.
2.Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan tentang farmakologi.
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.Untuk Memenuhi tugas kelompok.
2.Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan tentang farmakologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anti Trombolitik
anti trombolitik adalah obat yang menghambat agregrasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan thrombus yang terutama sering ditemukan pada system arteri.
B. Jenis-jenis obat
Anti
trombolitik
Beberapa bagian dari obat antitrombolitik adalah sebagai berikut:
Beberapa bagian dari obat antitrombolitik adalah sebagai berikut:
1. ASETOSAL (ASPIRIN)
·
Mekanisme
kerja :
menghambat sintesis tromboksan didalam trombosit dan prostaksiklin dipembuluh
darah dengan menghambat secara irrefesible enzim siklok sigenase terjadi karena
aspirin mengasetilasi enzim tersebut. Aspirin dosis kecil hanya dapat menekan
pembentukan tromboksan, sebagaii akibatnya terjadi pengurangan agregasi
trombosit.
·
Nama generik : Asetosal
·
Nama dagang di Indonesia : Restor (Prima
Adimulia Sejati), Ascardia (Pharos), Procardin (Medikon Prima), Trombo Aspilet
(Medifarma), Aspimec (Mecosin), Cardio Aspirin (Bayer).
·
Indikasi : Terapi antiagregasi platelet
(trombosit) pada kondisi patologis dimana hiperaktivasi atau aktivasi trombosit
mungkin menjadi faktor penentu dalam proses terbentuknya trombus.
·
Kontraindikasi : Tukak peptik atau dispepsia,
hemofilia dan gangguan perdarahan lain, asma, anak dibawah 12 tahun dan yang
menyusui (sindrom reye), polip nasal
.
·
Bentuk sediaan : Tablet 80 mg dan 100 mg,
tablet salut enterik 80 mg dan 100 mg.
·
Dosis dan aturan pakai : 75- 300 mg
sehari untuk pencegahan sekunder penyakit serebrovaskuler atau kardiovaskuler
trombotik. Asetosal 150-300 mg sehari digunakan untuk mengurangi kematian
setelah infark miokard. Asetosal dosis rendah (misal 75 atau 100 mg sehari)
juga diberikan setelah pembedahan bypass (Anonim, 2000). Stroke akut
: 160-325 mg/hari dimulai dalam 48 jam (pada pasien yang tidak mengalami
trombolisis dan tidak menerima antikoagulan sistemik). Pencegahan stroke
: 30-325 mg/hari (dosis dinaikkan sampai 1300 mg/hari terbagi dalam 2-4 dosis
(2-4 x sehari) yang telah digunakan dalam percobaan klinis) (Lacy, et al,
2006)
·
Efek samping : Bronkospasme; perdarahan saluran
cerna (kadang-kadang parah), juga perdarahan lain (misal subkonjugtiva).
·
Resiko khusus : Gangguan hati dan ginjal.
2. TIKLOPIDIN
·
Nama generik : Tiklopidin
·
Nama dagang di Indonesia : Cartrilet
(Fahreinheit), Klobitor (Varia Sekata), Nufaclapide (Nufarindo), Piclodin
(Pharos), Ticard (Sanbe Farma), Ticuring (Lapi), Agulan (Darya Varia)
·
Indikasi : Inhibitor agregasi platelet yang
mengurangi resiko dari stroke trombotik pada pasien stroke atau
prekursor stroke, mengurangi resiko trombogenik pada pasien intoleransi
aspirin.
·
Kontraindikasi : Hipersentivitas terhadap
tiklopidin, disfungsi liver parah, diastesis hemopati dan hemoragik, lesi
organik dengan kemungkinan perdarahan, stroke hemoragik akut, alergi
kulit, leukopenia, trombopenia atau agranulositosis.
·
Bentuk sediaan : Tablet 250 mg, tablet salut
selaput 250 mg
·
Dosis dan aturan pakai : Pencegahan stroke
: 250 mg 2 x sehari pada waktu makan.
·
Efek samping : Gangguan gastrointestinal, urtikaria,
ruam kulit, eritema, agranulositosis, trombopenia, aplasia medulla, ikterus
kolestatik atau tanpa kenikan transaminase.
·
Resiko khusus : Pasien dengan resiko perdarahan
akibat trauma; pembedahan atau kondisi patologik; hamil; laktasi; jangan
digunakan bersama dengan aspirin, antikoagulan, kortikosteroid.
3. PENTOKSIFILIN
·
Nama generik : Pentoksifilin
·
Nama dagang di Indonesia : Erypent
(Sunthi Sepuri), Erytal (Medikon Prima), Lentrin (Metiska Farma), Platof
(Sanbe), Tarontal (Bernofarm), Trental (Hoest Marion Roussel Indonesia),
Trentox (Dexa Medica), Trenxy (Ikapharmindo)
·
Indikasi : Klaudikasi intermiten akibat oklusi
arteri perifer kronis
·
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap
pentoksifilin, xantin (cafein, teofilin), perdarahan serebral dan atau retina.
·
Bentuk sediaan : Tablet salut enterik 100 mg,
tablet lepas lambat 400 mg, kabtab salut gula 400 mg, cairan injeksi 20 mg/ml
·
Dosis dan aturan pakai : 400 mg 2-3 x
sehari setelah makan; jika dalam 1-2 minggu tidak ada perbaikan sebaiknya
dihentikan; jika terjadi efek samping saluran cerna atau sistem saraf pusat
berkembang sebaiknya dosis dikurangi menjadi 400 mg 1-2 x sehari
·
Efek samping : lazim terjadi mual dan dispepsia;
kurang lazim kembung, anoreksia, muntah; pusing, sakit kepala, muka merah;
kadang-kadang insomnia, mengantuk,cemas, bingung; jarang terjadi palpitasi,
angina, aritmia, hipotensi, dispnea, edema; juga pernah dilaporkan
kolesistitis, hepatitis, pansitopenia, trombositopenia, purpura, anemia
aplastik; kadang-kadang juga terjadi penglihatan kabur, ruam kulit, urtikaria,
mulut kering, sumbatan nasal.
·
Resiko khusus : Hipotensi, laktasi, penyakit jantung
koroner berat, pasien yang alergi terhadap turunan xantin; mungkin mengurangi
aras fibrinogen plasma; pada pasien yang juga menerima obat antihipertensi
sebaiknya tekanan darahnya dipantau; pasien yang menerima terapi antikoagulan
atau yang beresiko terjadi perdarahan; pasien lanjut usia dimulai dengan dosis
rendah dan pantau fungsi ginjalnya; pasien dengan penurunan fungsi ginjal dan
hepar.
4.CLOPIDOGREL
·
Nama generik : Clopidogrel
·
Nama dagang di Indonesia : Plavix
(Sanofi Aventis)
·
Indikasi : Mengurangi terjadinya aterosklerotik
(infark miokard, stroke dan kematian vaskular) pada pasien dengan
aterosklerosis yang disebabkan oleh stroke sebelumnya, infark miokard
atau penyakit arteri perifer.
·
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap
clopidogrel, perdarahan patologi aktif (seperti ulkus peptik aktif, perdarahan
intrakranial), gangguan koagulasi.
·
Bentuk sediaan : Tablet salut selaput 75 mg
·
Dosis dan aturan pakai : 75 mg 1 x
sehari dapat diberikan tanpa makanan.
·
Efek samping : Perdarahan gastrointestinal, purpura,
memar, hematoma, anemia, epistaksis, hematuria, perdarahan okular, perdarahan
intra kranial, nyeri perut, dispepsia, gastritis dan konstipasi, ruam,
pruritus.
·
Resiko khusus : Pasien yang mungkin mengalami
peningkatan resiko perdarahan akibat, pembedahan atau kondisi patologik lain.
Pasien dengan penyakit liver parah. Pasien sedang diberikan terapi NSAID.
Hentikan terapi 1 minggu sebelum operasi. Kehamilan.
5. KOMBINASI ASETOSAL dan DIPIRIDAMOL
·
Nama generik : Asetosal dan Dipiridamol
·
Nama dagang di Indonesia : Aggrenox
(Boehringer Ingelheim)
·
Indikasi : Mengurangi resiko stroke
iskemik dan serangan iskemik sementara.
·
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap
dipiridamol dan asetosal, atau salah satu komponen obat, penggunaan bersama
ketorolac, alergi terhadap NSAID, pasien dengan asma, rinitis, dan polip nasal,
gangguan perdarahan, anak-anak dibawah 16 tahun dengan infeksi viral, kehamilan
dan laktasi, penyakit ginjal berat, ulkus gaster atau duodenum atau perdarahan
gastrointestinal.
·
Bentuk sediaan : Kapsul lepas lambat
(dipiridamol 200 mg, asetosal 25 mg)
·
Dosis dan aturan pakai : 1 kapsul 2 x
sehari, pagi dan malam, dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.
·
Efek samping : Sakit kepala, mual, muntah, diare,
pusing, nyeri otot, nyeri lambung, reaksi hipersensitif, perdarahan.
·
Resiko khusus : Penyakit jantung koroner berat
(angina tidak stabil atau infark miokard), disfungsi hepar, pasien dengan
hipotensi, miastenia gravis, asma, rinitis alergi, polip nasal, gangguan
lambung atau duodenum kronis atau berulang, gangguan fungsi ginjal, defisiensi
G6PD. Hentikan terapi 1 minggu sebelum operasi. Hentikan terapi bila terjadi
kepeningan (dizziness), tinnitus atau berkurangnya pendengaran.
6. CILOSTAZOL
·
Nama generik : Cilostazol
·
Nama dagang di Indonesia : Pletaal
(Otsuka), Stazol (Bernofarm), Naletal (Guardian Pharmatama), Qital (Ethica),
Aggravan (Ferron), Agrezol (Meprofarm), Citaz (Kalbe Farma).
·
Indikasi : Terapi gejala iskemik, misalnya
ulserasi, nyeri dan rasa dingin pada ekstremitas pada oklusi arteri kronik,
pencegahan infark serebral rekuren.
·
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap
cilostazol, perdarahan, gagal jantung kongestif, hamil dan laktasi
·
Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
·
Dosis dan aturan pakai : Dewasa : Oral
: 100 mg 2 x sehari diminum 1,5 jam sebelum atau 2 jam setelah makan pagi dan
makan malam, dosis seharusnya dikurangi menjadi 50 mg 2 x sehari selama terapi
bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 atau CYP2C19. Cilostazol paling baik
dikonsumsi 30 menit sebelum atau 2 jam setelah makan.
·
Efek samping : Ruam, palpitasi, takikardi, muka
merah dan panas, sakit kepala, pusing; sakit perut, mual muntah, anoreksia,
diare, pendarahan subkutan; peningkatan SGPT, SGOT, A-1P dan LDH; berkeringat
dan edema.
·
Resiko khusus : Menstruasi, kecenderungan untuk
terjadi perdarahan, diastesis hemoragik, gangguan hati atau ginjal berat,
pasien dalam terapi antikoagulan, antitrombotik atau antiplatelet,
prostaglandin E1 atau derivatnya.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu juga dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-masing, dan sebagai siswa keperawatan kita semua harus bisa memahami tentang obat-obatan tersebut, agar kita mampu memberikan perawatan yang tepat kepada klien.
B. Kritik dan Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita klien, jangan menggunakan obat kurang atau melebihi dosisnya.
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu juga dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-masing, dan sebagai siswa keperawatan kita semua harus bisa memahami tentang obat-obatan tersebut, agar kita mampu memberikan perawatan yang tepat kepada klien.
B. Kritik dan Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita klien, jangan menggunakan obat kurang atau melebihi dosisnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2000, Informatorium Obat
NasionalIndonesia (IONI), Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2004, Drug Fact and Comparison 2004,
58th edition, Fact and Comparison St. Louis Missouri, USA.
Anonim, 2005, MIMS Annual Indonesia
2005/2006, Medimedia Asia pte, Ltd, Singapura.
Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi
2006/2007, PT IndoMaster lisensi dari CMP Medica, Jakarta.
Anonim, 2007, Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Volume 42, Ikatan Sarjana Farmasi, Jakarta.
Fagan, S. C., and Hess, D. C., dalam Dipiro,
J. T., Talbert, R. L., Matzke, B. R., Wells, B. G., dan Posey, M. L., 2005, Pharmacotherapy
a Pathophysiologic Approach, 3rd edition, Appleton and Lange
Stampord Conecticut, USA.
Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis
Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., and
Lance, L.L., 2006, Drug Information Handbook, 14th edition,
AphA. Lexi-Comp’s.
Intercollegiate Stroke Working Party (ISWP), 2004, National
Clinical Guidelines for Stroke, 2nd edition, Royal College of
Physicians, London.
Best eCOGRA Sportsbook Review & Welcome Bonus 2021 - CA
BalasHapusLooking ventureberg.com/ for an febcasino.com eCOGRA Sportsbook Bonus? At this eCOGRA Sportsbook review, https://deccasino.com/review/merit-casino/ we're talking about 토토사이트 a variety of ECCOGRA goyangfc sportsbook promotions.